Kunjungan Edu-Wisata Museum yang dilaksanakan oleh SMPK Panti Parama Pandaan Kab.Pasuruan pagi ini mengusung tema ‘Persatuan dalam keberagaman’. Dengan tiga puluh delapan siswa dan tiga guru pembimbing, kunjungan mulai pukul 10.00 WIB. Oleh wali kelas, siswa dibagi menjadi tiga grup. Sosial Kebudayaan, Ekonomi dan Sejarah. Disela – sela menyimak penjelasan pemandu masing – masing, mereka juga bertanya jawab.
Banyak hal yang mereka dapatkan mulai dari lantai dasar museum. Tosan Aji, dengan berbagai ragam corak, kegunaan dan bahan – bahannya hingga berbagai macam bentuk gamelan. Salah satu contoh yang ada, dalam gamelan sendiri banyak terdapat jenis instrumen yang ketika dipukul dengan irama yang sesuai secara simultan akan menghasilkan bunyi yang indah. Mereka berbeda tapi terus bersatu agar selalu indah, tutur salah satu pemandu museum.
Beralih lagi ke tempat favorit pengunjung. Sebuah spot favorit pengunjung. Disini para siswa dikenalkan kembali sejarah salah satu Most Valuable Film, yang melegenda pada tahun 1980 hingga awal 2000an. Sejarah dimana Bapak Drs. Suyadi, Pak Nana Ruslana dan Pak Zulkarnaen merintis tayangan anak yang kreatif, edukatif tapi tetap mencerminkan budaya Indonesia. Sebuah acara televisi yang digawangi oleh PPFN dan disiarkan di TVRI. Disinilah berbagai karakter yang dibuat oleh Team Kreatif serial si Unyil dipajang dan di edukasikan kembali. Pojok Si Unyil dengan berbagai tokohnya yang sangat mencerminkan keberagaman Indonesia. Sebuah visualisasi bermasyarakat yang damai dan sejahtera.
Berlanjut ke lantai tengah, para siswa diperkanalkan dengan seni budaya wayang golek dari berbagai daerah di Jawa Barat. Koleksi Mang Asep Sunandar Sunarya dan keluarganya pun bisa ditemui di ruang ini. Dengan tokoh utamanya Si Cepot dan ketiga saudaranya, Semar, Dawala dan Gareng.
Edu-wisata museum ini ditutup dengan makan siang bersama para pemandu museum. Harapan semoga generasi muda lebih mencintai budaya bangsanya.