Batik Nusantara
Kata Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu amba dan nitik. Awalnya batik hanya dituliskan di atas daun lontar dan papan rumah adat Jawa. Kegiatan ini digunakan untuk mengisi waktu luang saja. Motif yang digunakan juga sangat sederhana, antara lain tumbuhan dan binatang.
Pada masa kerajaan Majapahit di abad 15, kesenian ini mulai dikenal. Batik mulai dituliskan di atas kain. Bahan yang digunakan saat itu adalah kain putih yang merupakan hasil tenunan sendiri. Sedangkan untuk membuat pola dan gambar, menggunakan pewarna alami yang yang berasal dari tumbuhan.
Karena pada saat itu kain batik sangat terbatas, maka hanya digunakan oleh keluarga kerajaan dan para pengikutnya. Mereka menjadikan kain batik sebagai simbol budaya. Motif batik pun menjadi lebih beragam, seperti motif awan, candi, dan wayang.
Namun karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar kerajaan, maka kesenian batik juga ikut dibawa ke luar kerajaan. Lambat laun, teknik membatik juga dapat dipelajari oleh rakyat biasa. Hal ini semakin membuat kesenian batik dikenal oleh masyarakat luas dan digemari oleh semua orang, tidak hanya di kalangan kerajaan.
Pada Akhirnya, tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Salah satu koleksi Batik yang ditampilkan di Museum Gubug Wayang adalah berbagai macam motif Batik Mojokerto dari masa ke masa beserta diorama pembuatannya, baik secara tradisional (lukis/canting) atau batik cap/sablon (printing).