Kostum dan karya Pak Raden
Bapak Drs. Suyadi atau lebih akrab dipanggil dengan nama Pak Raden, adalah seorang pendongeng, pelukis, illustrator dan pengisi suara (tokoh pak Raden di Serial Si Unyil 90an. Red). Beliau lahir di Puger, Jember, Jawa Timur pada tanggal 28 November 1932. Tujuan beliau beserta teman – temannya membuat cerita serial Si Unyil dan kawan – kawan adalah agar Indonsia mempunyai acara yang edukatif (mendidik) bagi semua kalangan dengan tampilan yang menarik dan tidak membosankan. Film serial Si Unyil sangat populer di tahun 1980 – 1990an dengan berbagai tema yang mengangkat keharmonisan dalam keberagaman yang ada di Indonesia. Karena seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki banyak sekali keunikan, dari adat istiadat, suku, dan budaya. Jadi dengan film serial ini pemirsa secara tidak langsung dapat mengenal berbagai macam budaya dari belahan negeri Indonesia. Di akhir hayatnya, Pak Suyadi tetap berada di Rumahnya, Daerah Petamburan Jakarta Barat. Pada tanggal 31 Oktober 2015, Bapak Suyadi tutup usia di RS Pelni. Perjuangan beliau untuk kebahagiaan anak – anak Indonesia akan terus lestari dan banyak dikenang.
Berbagai peninggalan dan karya – karya Pak Suyadi sekarang bisa kita lihat, amati dan pelajari di Museum Gubug Wayang. Satu – satunya museum di Indonesia yang mendapat apresiasi Pak Suyadi karena nuansa seni yang ada dan perjuangannya dalam menjaga seni dan budaya indonesia.
Boneka Si Unyil dan penduduk Desa Sukamaju
Si Unyil…pasti semua ingat dengan tokoh yang booming di tahun 80 – 90an ini. Si Unyil yang lucu dan imut ini ada di Gubug Wayang loh..yuk cari tau tentang sejarah Unyil di Museum Gubug Wayang..
Koleksi Si Unyil dari berbagai era
Serial Si Unyil mencuat di Televisi Nasional pada tahun 1980an dan mendapat apresiasi positif dari para pemirsa. Dewasa maupun anak – anak sangat teredukasi dengan adanya tontonan ini. Keberagaman dalam Indonesia tercermin dalam serial yang berdurasi kurang leih setengah jam ini.
Band Dekil di Serial Si Unyil tahun 80an
Band Dekil, salah satu bentuk daya tarik dalam serial Si Unyil. Band yang diisi oleh Meilani sebagai Vokalis, Endut sebagai drummer, Unyil dan Usro sebagai Gitaris dan Ucrit sebagai Keyboardist. Film yang di rilis pada 5 April 1981 oleh PPFN (Pusat Produksi Film Negara) ini menuai tanggapan yang sangat positif dari masyarakat pada saat itu, karena alur cerita yang tertata rapi, edukatif dan mencerminkan persatuan Indonesia dalam keberagaman yang ada. Bentuk aktualisasi Pancasila yang digawangi oleh Pak Drs. Suyadi (Pak Raden. red) dkk ini sempat ada di tingkat kejayaannya dari akhir tahun 1980an sampai awal millenium. Karakter yang berjumlah ratusan termasuk ekspresi-ekspresi mereka dan juga kostum sang Maestro Dongeng Indonesia, Pak Raden, sekarang ada di Museum Gubug Wayang Mojokerto. Sebagai edukasi untuk pengunjung dan sarana nostalgia bagi mereka yang pernah menonton serial Si Unyil di TVRI.
Desa Sukamaju Serial Si Unyil
Meskipun ditujukan sebagai tontonan hiburan untuk anak, Si Unyil kerap menampilkan alur cerita yang kental akan pesan moral seperti budaya patriotisme, nasionalisme, pesan kesehatan, kepedulian terhadap lingkungan, ajakan untuk program keluarga berencana, seni, hingga budaya.
Tayangan boneka ini menggambarkan tentang kehidupan sehari-hari sang karakter titular di sebuah kawasan perdesaan fiksi bernama Desa Sukamaju. Sebuah desa yang majemuk dengan berbagai macam contoh kehidupan yang mengacu kepada kehidupan nyata. Hidup layaknya anak Indonesia dari kelas menengah-bawah pada umumnya, Unyil tinggal bersama ayah, ibu, dan sepupunya.
Selain tokoh titular protagonis, cerita Si Unyil melahirkan karakter-karakter boneka ikonik yang hingga saat ini sangat dikenal anak-anak Indonesia seperti Usro dan Ucrit, Cuplis dan Endut, Pak Raden, Pak Ogah, Meilani, dan Bok Bariah.