KEGIATAN RUTIN MACAPAT

Museum Gubug Wayang mempunyai program rutinan setiap hari Sabtu yaitu Macapat. Macapat adalah tembang atau puisi tradisional Jawa. Setiap Bait Macapat mempunyai baris kalimat yaitu gatra, dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata (guru wilangan) tertentu. Macapat juga berakhir pada bunyi sajak akhir yaitu guru lagu. Biasanya Macapat juga mempunyai makna yaitu maca papat-papat yang berarti cara membaca terjalin tiap empat suku kata.

Menurut sumber yang ada Macapat muncul perkiraan pada akhir Kerajaan Majapahit dan awal mula pengaruh Wali Songo, tetapi hal ini terjadi untuk perkiraan di area Jawa Tengah. Sebab di Jawa Timur dan Bali Macapat sudah dikenal sebelum datangnya islam. Puisi Tradisional jawa atau Tembang biasanya terbagi menjadi 3 kategori yaitu tembang cilik, tembang tengahan, dan tembang gedhe. Macapat tergolong pada tembang cilik dan juga tembang tengahan, sementara tembang gedhe berdasarkan kakawin atau puisi Tradisional Jawa Kuno.  

Museum Gubug Wayang mengadakan kegiatan Rutinan Macapat setiap hari Sabtu dengan tujuan agar tembang dan lagu Jawa tidak punah di era sekarang. Di era Millenial ini tembang dan lagu Jawa sudah sedikit asing dan tidak pernah terdengar bahkan di acara pernikahan. lagu dan tembang Jawa masih mengaluni prosesi acara siraman saja, padahal di jaman dahulu musik dan sound nya masih mengalunkan lagu dan tembang Jawa. Tembang dan lagu Jawa tidak berarti memiliki makna mistis melainkan merupakan doa dan harapan manusia atau penyairnya terhadap alam semesta.

Tinggalkan Komentar

Hubungi WhatsApp Kami